Jumat, 17 Mei 2019

3 Manfaat Puasa Bagi Para Diabetesi yang Menjalaninya

3 Manfaat Puasa Bagi Para Diabetesi yang Menjalaninya

Bagi Anda yang punya diabetes, mungkin bingung apakah harus berpuasa atau tidak dibulan Ramadhan ini. Tak sedikit diabetesi yang melewatkan puasa karena takut berimbas pada kadar gula darahnya. Padahal, jika kita teliti lebih dalam, banyak kebaikan yang didapat oleh diebetesi saat berpuasa. Apa saja manfaatnya?


Berbagai manfaat puasa bagi penderita diabetes

Bagi para penderita diabetes, puasa merupakan tantangan tersendiri. Berkurangnya asupan makanan, gula darah pun bisa menurun drastis. Jika Anda tidak makan, tingkat gula darah Anda akan turun dibawah kisaran normal, kondisi ini bisa menyebabkan hipoglikemia.

Hal ini berlaku pada penderita diabetes yang terlalu banyak makan saat berbuka puasa. Bisa-bisa kebiasaan ini akan membuat gula darah melonjak tinggi melebihi kisaran normal. Jadilah hiperglikemia.

Meskipun ada beberapa risiko, puasa  tetap membawa manfaat untuk penderita diabetes. Yuk pahami apa saja manfaat puasa untuk pengidap diabetes.

  • Glukosa lebih teratur
Saat berpuasa, tubuh Anda mengalami banyak perubahan. Perubahan yang paling besar adalah saat menggunakan serta mengolah energi yang akan digunakan.

Pada awalnya, tubuh memang menggunakan glukosa sebagai energi utama. Tetapi, jika gula habis, tubuh akan mulai memecah cadangan lemak untuk dijadikan energi.

Jika lemak terus-terusan digunakan sebagai energi, bukan tidak mungkin berat badan Anda akan menurun. Nah, rupanya, penurunan berat badan ini bisa memengaruhi kerja tubuh dalam mengatur kadar gula darah, kolesterol darah, hingga tekanan darah.

  • Mengurangi ketergantungan terhadap obat
Manfaat puasa bagi penderita diabetes salah satunya adalah mengurangi ketegantungan terhadap obat-obatan.

Akan tetapi, tentu saja diperlukan penelitian-penelitian yang lebih menjanjikan mengenai hal tersebut. Terutama penelitian mengenai apakah kondisi ini hanya bertahan atau justru bisa berlangsung selamanya.

  • Menjaga kesehatan organ tubuh
Pada umumnya, tubuh Anda menyimpan glukosa untuk berjaga-jaga. Nah, glukosa simpanan ini disebut glikogen yang tersimpan di hati Anda. Glikogen membutuhkan waktu sekitar 12 jam untuk digunakan.

Apabila Anda berhenti makan dalam waktu yang cukup panjang, tubuh akan mulai membakar lemak sebagai pengganti glikogen tadi. Pembakaran lemak ini menghasilkan energi dan mengistirahatkan hati dan pankreas Anda.

Hati dan prankreas adalah kedua organ tubuh yang bertugas untuk memproduksi insulin sebagai hormon pengatur gula darah.

  • Meningkatkan kedisiplinan
Menurut Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD, KEMD, FINA salah satu manfaat puasa untuk penderita diabetes adalah meningkatkan kedisiplinan dalam mengonsumsi obat.

"Pada saat menjalankan puasa, Anda hanya diperbolehkan makan dan minum 2 kali, yaitu saat sahur dan berbuka. Nah, mau tidak mau pada penyandang diabetes pun harus mengikuti pola tersebut dan menuruti penggunaan dosis obat yang sudah diberikan oleh dokter," ujar dr. Sidartawan.

Pola makan dan konsumsi obat ini lebih teratur yang membuat mereka lebih disiplin dari hari-hari biasa nya. Dengan begitu, gula darah akan lebih terkontrol dan lebih baik.

Aturan puasa yang aman bagi penderita diabetes

Pola makan saat sahur

Bagi penderita diabetes, usahakan Anda membuat menu makanan dengan karbohidrat, protein, dan lemak yang seimbang. Hal ini bertujuan untuk membantu proses pencernaan dan membuat Anda merasa kenyang.

Berikut adalah masalah yang dianjurkan agar bisa merasakan manfaat pauasa bagi penderita diabetes :
  • Sereal, gandum dengan susu rendah lama
  • Greek youghurt polos yang ditabuti dengan blueberry dan kayu manis. Selai iu didampingi oleh raoti gandum panggang dengan selai kacang.
Pola makan saat berbuka

Setelah buka puasa, biasanya Anda akan meminum air putuh dan sering kali disuguhkan kurma untuk membatalkan puasa. Cobalah untuk membatasi konsumsi kurma menjadi 1/2 buah dalam sehari.

Beberapa cara yang bisa penderita diabetes terapkan untuk manfaat puasa yang optimal. Antara lain :
  • Gantilah jus buah kemasan dengan jus buah agar segar tanpa tambahan gula.
  • Hindari konsumsi makanan yang digoreng dengan minyak berlebih, seperti gorengan
  • Jangan makan berlebih.
Berolahraga

Olahraga saat puasa nyatanya sangat bermanfaat, termasuk untuk orang diabetes. Bulan puasa bukan berarti menjadi alasan bermalas-malasan.

Hal ini bisa Anda lakukan setelah tarawih atau sebelum berbuka puasa. Selain itu, Ana juga bisa memperhatikan hal ini ketika ingin berolahraga saat puasa:
  • Bagi para diabetes tipe 2, pilihlah olahraga ringan hingga sedang
  • Hindari olahraga yang berlebihan saat sedang berpuasa bagi penderita diabetes yang menjalani pengobatan insulin dan sulfonilurea.
Nah itulah beberapa manfaat puasa bagi penderita diabetes. Bagaimana? Asalkan ada kemauan, pastinya akan ada jalan. Sungguh sayang bukan melewatkan berbagai manfaat puasa bagi para penderita diabetes?

Mempunyai masalah dengan Diabetes? Yuk konsultasikan langsung kepada kami » KLIK DISINI !!

Rabu, 15 Mei 2019

Benarkah Mendengkur Saat Tidur Itu Gejala GERD?

Benarkah Mendengkur Saat Tidur Itu Gejala GERD? - Apakah Anda sering mendengkur saat tidur? Hati-hati, mendengkur bisa menjadi tanda adanya masalah pada tubuh.

Dengkuran saat tidur mungkin menandakan gangguan tidur atau bahkan ini juga bisa berarti Anda mengalami gejala refluks asam lambung (GERD) alias maag kronis. Lantas, kenapa ini bisa berhubungan dengan GERD, ya?


GERD (gastroesophageal refluks) atau dikenal juga dengan refluks asam lambung kronis adalah penyakit yang ditandai dengan naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Orang yang mengalami kondisi ini biasanya ditandai dengan beberapa gejala, seperti heartburn, mulut asam, terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan, dan bau mulut.

Sebuah studi pada pertemuan tahunan American College of Gastroenterology telah meneliti lebih jauh mengenai gejala GERD. Sebanyak 701 pasien GERD diminta mengisi kuesioner online mengenai gejala apa saja yang dirasakan dan bagaimana pola tidur mereka.

Hasilnya menunjukkan bahwa 74% pasien mengeluhkan satu gejala yang tidak biasa dari GERD dan mengganggu tidur mereka, antara lain :

  • 44% mengatakan sering mendengkur
  • 42% merasa tidak nyaman pada tenggorokan
  • 41% memiliki sinusitis
  • 34% terus batuk
  • 23% merasakan nyeri dada
  • 22% merasa sakit tenggorokan
  • 21% mengalami napas berbunyi (mengi)

Meskipun penderita GERD kebanyakannya punya kebiasaan ngorok, para peneliti belum memastikan bahwa hal itu adalah gejala GERD. Pasalnya, bisa saja kebiasaan mendengkur itu disebabkan oleh sleep apnea.

Periset menyatakan bahwa sleep apnea terjadi saat saluran napas terhambat ketika tidur, sehingga menyebabkan Anda mendengkur.

Nah, setelah dilakukan penelitian, ternyata GERD adalah salah satu pemicu dari sleep apnea. Oleh karena itu, mendengkur di waktu tidur bisa jadi salah satu gejala GERD yang tidak disadari.

Tips tidur nyaman meski punya GERD

Menurut Ronnie Fass, MD, seorang gastroenterologi di Southern Arizona VA Health Care System "GERD menyebabkan kualitas tidur yang buruk. Namun, tidur yang buruk juga membuat gejala GERD semakin parah".

Supaya penyakit asam lambung kronis ini tidak bertambah parah, Anda harus menjaga kualitas tidur tetap baik. Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan agar GERD tak mengganggu tidur Anda.

  • Hindari tidur setelah makan
Tidur setelah makan sebaiknya dihindari oleh penderita GERD. Apalagi jika posisi tidur tengkup, tekanan pada perut akan semakin besar dan mendorong asam lambung ke arah tenggorokan.

Perlu waktu beberapa jam bagi tubuh untuk mencerna makanan. Beri jeda setidaknya tiga hingga empat jam setelah makan. Selain itu, perhatikan juga porsi makan malam. Tubuh cenderung tidak aktif selama di malam hari sehingga kalori yang digunakan juga tidak banyak.

Kalori yang berlebiohan bisa membuat berat badan naik dan meningkatkan tekanana pada perut sehingga memicu terjadinya refluks asam lambung. Hindari gorengan, buah asam, alkohol, kopi, cokelat, dan bawang putih untuk mencegah timbulnya gejala.

  • Pakai bantal tambahan di kepala
Apabila GERD ini sedang kambuh, sebaiknya gunakanlah tambahan bantal untuk kepala Anda. Hal ini bisa meminimalisasi asam lambung naik ke tenggorokan di malam hari. Anda bisa meninggikan kepala dengan bantal sampai 15 cm.

Nah, itulah beberapa informasi mengenai GERD. Semoga informasi ini bermanfaat ya untuk kalian semua ^^

Selasa, 14 Mei 2019

Cara Menghilangkan Benjolan di Leher Berdasarkan Penyebabnya

Cara Menghilangkan Benjolan di Leher Berdasarkan Penyebabnya - Adanya benjolan di leher mungkin membuat Anda menjadi panik. Terlebih jika benjolan ini menyebabkan rasa sakit dan cenderung terus membesar.

Bila demikian, Anda tentu ingin segera mencari cara pengobatan benjolan di leher agar kembali kempis dan sembuh. Lantas, apa saja yang bisa mengobati benjolan? Mari kita simak ulasan berikut ini.



Munculnya benjolan di leher tentu akan membuat seseoang panik. Namun, kebanyakan benjolan di leher itu nyatanya tidak berbahaya bagi kesehatan.

Benjolan di leher bisa berukuran kecil ataupun membesar, tergantung dari penyebab benjolan itu sendiri. Namun, sebagian besar benjolan yang muncul dileher tergolong tumor jinak alias non-kanker.

Kebanyakan kasus benjolan leher diakibatkan oleh pembengkakan kelenjar tiroid. Biasanya, benjolan akan membesar dan membuat Anda kesulitan dalam menelan ataupun bernapas.

Benjolan di leher juga bisa disebabkan oleh gigitan serangga atu infeksi pilek. Biasanya benjolannya cenderung kecil dan lebih mudah disembuhkan.

Beragam cara mengobati benjolan di leher

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, cara mengobati benjolan ini tergantung dari penyebabnya masing-masing. Jika benjolan ini disebabkan oleh infeksi bakteri, maka hal ini dapat diobati dengan pemberian antibiotik dari dokter.

Namun, jika benjolan di leher ini cenderung mengarah ke kanker, maka dokter mungkin akan meminta Anda untuk melakukan tindakan pembedahan. Sebab jika tidak, sel kanker dapat menyebar ke kelenjar getah bening dan menyebabkan kelenjar getah bening.

Berbagai cara mengobati benjolan di leher diantaranya :

  • Operasi
Benjolan yang sudah terlanjur besar dan cenderung berbahaya perlu segera diangkat melalui operasi. Selain untuk mengangkat tumor, operasi ini juga bertujuan untuk memulihkan fungsi menelan dan berbicara yang terhambat akibat terdapat tumor tersebut.

  • Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah salah satu cara mengobati benjolan di leher dengan menggunakan radiasi sinar-X yang kuat. Cara ini umumnya dilakukan jika benjolan di leher Anda merupakan pertanda kanker.

Terapi radiasi ini bisa mengecilkan sel kanker pada benjolan tersebut sekaligus menjaga jaringan-jaringan sehat dari kerusakan. Dokter akan memilihkan jenis terapi radiasi yang paling cocok untuk jenis kanker Anda.

  • Kemoterapi
Sama dengan terapi radiasi, kemoterapi pun cuma bisa dilakukan pada benjolan yang mengarah pada kanker. Kemoterapi bisa membantu mengecilkan tumor sebelum Anda menjalani tindakan operasi atau terapi radiasi. Selain itu, kemoterapi juga dapat meredakan nyeri yang banyak dikeluhkan oleh penderita kanker.

Nah, itulah berbagai cara mengobati benjolan di leher berdasarkan penyebabnya. Semoga bermanfaat~

Jumat, 10 Mei 2019

Ingin Ikut Puasa Meski Sedang Menyusui? Ini Hal yang Perlu Diperhatikan

Ingin Ikut Puasa Meski Sedang Menyusui? Ini Hal yang Perlu Diperhatikan - Bulan puasa merupakan ibadah yang hanya bisa dijalankan satu kali dalam setahun. Sehingga, dalam keadaan apapun banyak orang yang rela untuk melakukan puasa, tak terkecuali ibu menyusui.

Meskipun ibu menyusui memerlukan banyak nutrisi untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan bayinya, tetapi menyusui ketika puasa masih bisa dilakukan. Apa yang harus diperhatikan selama menyusui saat puasa?


Apakah ibu menyusui boleh ikut puasa?

Boleh saja, tetapi ini semua tergantung dengan kemampuan Anda dan bayi Anda. Jangan sampai puasa malah berdampak buruk bagi kesehatan Anda dan juga bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi. Artinya, bila Anda melakukan puasa ketika menyusui, Anda harus perhatikan betul nutrisi yang Anda konsumsi.

Anda harus memperhatikan usia bayi juga sebelum memutuskan untuk menjalankan puasa. Usia bayi yang masih kecil dan masih perlu diberikan ASI eksklusif mempunyai kebutuhan yang berbeda dari bayi yang sudah berusia satu tahun dan sudah bisa makan makanan lain selain ASI.

Apakah berpuasa saat menyusui dapat berdampak buruk bagi bayi?

Puasa tidak akan berdampak buruk jika Anda menjalaninya dengan baik. Anda tidak perlu khawatir produksi ASI akan berkurang selama puasa.

Penelitian membuktikan bahwa puasa jangka pendek tidak akan mengurangi produksi ASI, namun dehidrasi yang parah bisa menurunkan produksi ASI. Oleh karena itu, pastikan cairan Anda tercukupi untuk mencegah dehidrasi saat puasa.

Begitu juga dengan kualitas ASI, puasa tidak akan memengaruhi nutrisi dalam ASI. Tubuh Anda akan menyesuaikan diri dengan mengubah caranya menggunakan kalori dan nutrisi yang tersedia untuk memproduksi ASI, sehingga kualitas ASI tetap terjaga. Jadi, Anda tak perlu khawatir puasa akan berdampak buruk bagi bayi Anda.

Tips aman menjalankan puasa bagi ibu menyusui

Untuk tetap bisa menyediakan nutrisi yang diperlukan bayi dalam ASI saat puasa, Anda harus lebih memerhatikan asupan makanan Anda. Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan agar tetap bisa menyusui saat puasa adalah :
  • Penuhi kebutuhan cairan

Hal ini penting dilakukan untuk menjaga produksi ASI tetap lancar. Sesuaikan asupan cairan dengan kebutuhan cairan tubuh Anda agar terhindar dari dehidrasi. Minumlah banyak cairan ketika sahur sampai waktunya berbuka puasa untuk menjaga hidrasi tubuh Anda.

Jika Anda mengalami tanda-tanda dehidrasi, seperti merasa sangat haus, urin berwarna gelap, jarang buang air kecil, merasa lemah atau ingin pingsan, dan sakit kepala, sebaiknya batalkan puas Anda, minum air dan beristirahat.
  • Penuhi kebutuhan nutrisi Anda

Memenuhi kebutuhan nutrisi sangat penting untuk menjaga kualitas ASI. Pastikan Anda mengonsumsi makanan yang bervariasi saat buka puasa dan sahur, terutama penuhi kebutuhan zat gizi seng, magnesium, dan kalium.

Ketika puasa, setidaknya Anda harus mengonsumsi makanan dengan total 1800 kalori per hari. Ini penting untuk menjamin tubuh mendapatkan energi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menghasilkan ASI. Jangan sampai Anda mengalami penurunan berat badan secara bertahap (lebih dari 2 kg per bulan). Karena ini bisa berdampak buruk pada produksi ASI.
  • Cukup istirahat

Cukup istirahat saat puasa sangat penting untuk mencegah Anda dari kekurangan energi. Ambil beberapa waktu untuk tidur di siang hari untuk menghemat energi Anda. Kurangi aktivitas berat dan olahraga saat puasa. Serta, tetaplah dirumah saat cuaca sedang panas dan lembab.

Nah, itulah beberapa yang harus diperhatikan jika ibu menyusui tetap ingin berpuasa di bulan suci ramadhan. Yuk jangan ragu untuk berpuasa saat menyusui. Yang terpenting, jaga kondisi tubuh Anda sendiri dan konsumsi makanan yang sehat dan bergizi ;)

Sedang mengalami masalah kesehatan? Yuk konsultasikan langsung kepada kami » KLIK DISINI !!

Selasa, 07 Mei 2019

Puasa Saat Hamil? Lakukan Tips Ini Agar Tetap Sehat dan Bugar

Puasa Saat Hamil? Lakukan Tips Ini Agar Tetap Sehat dan Bugar - Tidak ada larangan bagi ibu hamil untuk berpuasa sepanjang kondisi ibu dan bayi yang ada dalam kandungan dinyatakan sehat menurut dokter. Walaupun begitu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh ibu hamil selama berpuasa, agar tubuh Anda tetap bugar meski sedang puasa saat hamil.



Apakah aman puasa saat hamil?

Sebenarnya, aman atau tidaknya puasa saat hamil tergantung pada kesehatan Anda dan bayi. Pada saat kehamilan, bayi dalam kandungan Anda membutuhkan banyak nutrisi.

Jika tubuh Anda memiliki persediaan energi dan nutrisi yang cukup, maka puasa saat hamil kemungkinan tidak akan berdampak besar terhadap kesehatan Anda dan janin. Selain kesehatan, yang perlu Anda perhatikan adalah usia kehamilan serta durasi Anda berpuasa.

Tips Sehat Puasa bagi Ibu Hamil agar Tetap Segar dan Bugar


Berikut ini tips yang bisa ibu hamil lakukan agar tetap sehat dan bugar saat puasa :

  • Hindari stres

Salah satu penelitian menunjukkan bahwa wanita hamil yang berpuasa pada bulan ramadhan memiliki kadar hormon kortisol (hormon penyebab stres) yang lebih tinggi dibandingkan wanita hamil yang tidak berpuasa.

Oleh sebab itu, sebisa mungkin tetaplah tenang dan buatlah hal-hal menjadi lebih mudah dan jangan sungkan menerima bantuan apabila Anda memang membutuhkannya saat ditawarkan.

  • Cari tempat yang sejuk

Selama berpuasa, Anda akan rentan mengalami dehidrasi. Dehidrasi bisa membahayakan bagi ibu hamil. Itu sebabnya, upayakan untuk selalu berada di dalam ruangan yang sejuk untuk menghindari risiko tersebut.

  • Hindari melakukan pekerjaan berat

Kurangi pekerjaan rumah atau apapun yang membuat Anda menjadi lelah. Selain itu, hindari berjalan jauh atau membawa sesuatu yang berat. Jika Anda pekerja kantoran, mintalah pengurangan jam kerja atau menambah waktu istirahat agar Anda tidak kelelahan.

  • Perhatikan asupan nutrisi

Pemilihan makanan ketika berbuka dan sahur merupakan kunci penting ketika Anda memutuskan untuk berpuasa saat hamil. Konsumsilah makanan bergizi yang mengandung karbohidrat kompleks, serat, protein, serta vitamin dan mineral yang baik untuk Anda serta janin.

  • Banyak minum air putih

Usahakan minum air putih sekitar 1,5-2 liter air antara waktu berbuka sampai sahur. Selain hindari minuman berkafein seperti teh dan kopi. Pasalnya kafein justru akan memicu Anda mengalami dehidrasi, terutama jika cuaca panas.

  • Batasi makanan manis

Hindari berbuka puasa dengan mengonsumsi makanan serta minuman manis yang tinggi gula karena bisa menaikkan kadar gula darah Anda dengan cepat. Perubahan kadar gula darah yang terlalu cepat dapat membuat Anda merasa pusing dan pingsan.

Nah itulah beberapa tips yang bisa ibu hamil lakukan. Tapi ingat, hanya Anda yang bisa menilai seberapa sehat atau kuat Anda untuk berpuasa. Semoga bermanfaat~